Perkembangan industri game di
Indonesia bisa ditarik pada masa sekitar 15 tahun lalu. Waktu itu sudah mulai
kelihatan ramainya game konsol seperti Nintendo, Playstation, dan lainnya.Pada Zaman
itu pelaku industri game di Indonesia kebanyakan hanya sebagai distributor,
karena masih era game konsol,"
Lanjutnya, belum ada developer
atau pengembang game lokal di Indonesia, karena pada waktu itu, kebanyakan
masyarakat juga lebih banyak memainkan game bajakan, karena terkait dengan
tingginya disparitas harga antara harga kaset game original dengan bajakan.
Setelah era game konsol, masuklah era game
online, sekitar awal 2000-an. Di sini
juga mulai bermunculan namanya publisher, yakni perusahaan atau individu
yang memiliki hak ekslusif untuk menerbitkan atau memasarkan setiap judul game.
Salah satu game online yang cukup menyita perhatian pecinta game adalah
Ragnarok Online. Developer alias pembuat game ini adalah Gravity Corporation,
perusahaan game yang bermarkas di Korea Selatan, tetapi penerbit alias
publishernya PT Lyto Datarindo Fortuna (Indonesia). Industri game di Indonesia
mulai berkembang, karena game legal dari luar juga mulai masuk. Namun,
developer lokal yang mengembangkan game dengan copyright sendiri masih sulit,
lantaran tingginya biaya pengembangan setiap judul game, meskipun banyak
talenta yang cukup bagus untuk membuat game.
Untuk mengembangkan satu judul
game saja, bisa menelan dana sebesar Rp10 miliar hingga Rp20 miliar. Sekarang
anggarannya bisa Rp50 miliar - Rp100 miliar untuk membuat game dengan jalan
cerita panjang dan grafis yang bagus., belum biaya marketing dan lain-lain.
Sekitar 2002/2003 muncul developer lokal, namanya Matahari Studios. Perusahaan
yang dibuat oleh investor asing di Indonesia yang memanfaatkan talenta lokal
untuk menggarap atau menerima order pembuatan game luar negeri.
Di era ini, mulailah bermunculan
talenta-talenta, yang awalnya tertarik pada dunia informasi teknologi, mulai
turut beralih menggeluti dunia animasi maupun game. 2005-2006 mulai bemunculan
developer-developer lokal yang handal, meskipun target usahanya masih menerima
orderan game dari luar, namun seiring berkembangnya waktu, teknologi, dan
peluang, maka mulai bermunculan pula developer game dengan copyright mereka sendiri.
Sejumlah perusahaan game di Indonesia yang hasil karyanya cukup dikenal antara
lain, Agate Studio, Altermyth Studio, Toge Production, Tinker Game, Touch Ten
Game, dan lain-lain. Beberapa game Indonesia yang cukup diakui keberadaannya
antara lain seperti Infectonator buatan Toge Production, Ramen Chain buatan
Touchten Game, dan lainnya.
Seiring dengan pertumbuhan
smartphone di dunia maupun Indonesia saat ini, turut andil besar dalam
mendorong perkembangan industri game di Tanah Air, baik dari sisi produsen
maupun konsumen. Magnet industri ini mampu mendorong menjamurnya
developer-developer lokal, termasuk developer indie (belum berbentuk
perseroan). Saat ini terdapat lebih dari 400 developer dengan lebih dari
sekitar 1000 game telah dilahirkan. Dan dari sisi konsumen, jumlah gamers di
Indonesia diperkirakan telah mencapai sekitar 40 juta orang sampai akhir 2013.
Tak pelak, nilai bisnis industri ini tumbuh drastis.
Sumber
Referensi :
Komentar
Posting Komentar